Jombang – Dewan Komisaris PT PLN (Persero), Prof. Mohamad Ikhsan bersama Direktur Retail dan Niaga PLN, Edi Srimulyanti, melaksanakan kunjungan untuk tinjau langsung sapa pelanggan electrifying agriculture ke UD Sumber Agung yang berlokasi di Jalan Krembangan-Mejoyo Losari Kec. Gudo Kab. Jombang pada hari Minggu (19/05). Hadir pula General Manager PLN UID Jawa Timur, Agus Kuswardoyo beserta jajarannya. Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi untuk memastikan kesiapan PLN yang berkomitmen dalam mendukung ketahanan pangan melalui program electrifying Agriculture.
Pemilik UD Sumber Agung, Nancy Tanumulyo mengungkapkan bahwa UD Sumber Agung adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan. Perusahaan ini pada awalnya berfokus pada penggilingan padi, namun berjalannya waktu, kegiatan produksi penggilingan padi terbatas karena mengikuti masa panen. Kondisi ini membuat UD Sumber Agung melakukan pengembangan usaha dengan menjadi pelaku usaha penyosohan padi menggunakan teknologi modern pada tahun 2006. Bahan baku yang digunakan adalah beras pecah kulit, sehingga UD Sumber Agung dapat mempercepat proses produksi tanpa harus melakukan proses penjemuran gabah terlebih dahulu. Padi yang telah dipanen dari sawah dioven, setelah kering dibuka lalu dikirim oleh pengepul ke UD Sumber Agung dan langsung dibersihkan menjadi beras, tanpa melewati proses gabah sehingga prosesnya lebih cepat.
“Kami beralih menggunakan Listrik untuk industri pengolahan padi sejak tahun 2017 dengan daya 66 kVA terbukti menjadi lebih efisien dan kami sangat terbantu biaya operasionalnya lebih murah 40%-50% dibanding sebelumnya, maintenance peralatan juga lebih mudah, karena produksi semakin meningkat maka kami tambah daya pada Oktober 2022 menjadi 131 kVA.” Jelas Nancy.
Hal senada juga disampaikan oleh Bambang Supeno, selaku direktur utama UD Sumber Agung, “Sejak menggunakan listrik, produksi meningkat 30% atau setara 48 Ton/Bulan dan kami dapat menghemat biaya operasional sekitar 40% - 50% atau setara 6.420 – 8.335 Liter/Bulan. Jika dikonversikan dengan harga Solar Industri maka saving anggaran BBM sekitar 99 – 129 Juta per bulan.” Jelasnya.
Selain itu, Ia menambahkan bahwa manfaat lain beralih menggunakan Listrik untuk pertanian adalah bebas dari polusi udara, polusi suara dan bebas dari limbah solar. Hal ini membuktikan bahwa Program Electrifying Agriculture membuat kegiatan usaha dari pelaku bisnis menjadi lebih ramah lingkungan.
Dalam diskusi ringan yang berlangsung dengan pelanggan, Prof. Mohamad Ikhsan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap para pelaku bisnis yang memanfaatkan Electrifying Agriculture. Beliau juga menekankan pentingnya Upaya berkelanjutan dalam pengembangan proyek-proyek energi terbarukan guna mendukung keberlanjutan lingkungan.
Manager PLN UP3 Mojokerto, Roberth Rumsaur menyampaikan tercatat hingga April 2024 terdapat 2.864 jumlah Pelanggan yang memanfaatkan Electrifying Agriculture dengan total daya tersambung 74,86 MVA di PLN UP3 Mojokerto. “Pertumbuhan pelanggan Electrifying Agriculture akan terus bertambah, karena program ini semakin diminati para pelaku usaha agikultur sebagai perubahan gaya hidup yang diterapkan oleh petani.” Terang Roberth.(*)