Batu berukuran besar yang berada di lereng bukit Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, dievakuasi oleh petugas BPBD Jombang, untuk antisipasi terjadinya longsor. Sebab, kawasan tersebut pernah longsor dan menewaskan belasan orang pada 2014 silam.
Kepala Desa Ngrimbi, Samsul Hadi menjelaskan jika warga masih trauma atas adanya peristiwa longsor di tahun 2014 lalu. Atas adanya keluhan warga itu, pemerintah Desa mengirimkan surat ke BPBD Kabupaten Jombang untuk melakukan evakuasi batu di lereng bukit Kopen.
"Yang jelas kita masih trauma atas longsor pada tahun 2014 lalu, yang menewaskan 14 orang. Dan kita berkirim surat ke BPBD untuk dilakukan evakuasi. Dan alhamdulilah saat ini baru bisa dikerjakan," kata Samsul, Jum'at (21/10/2022).
Karena batu yang ada di lereng bukit sangat miring, dan bisa mengakibatkan longsor kecil hingga menimpa rumah warga. Sebab, jarak batu ke pemukiman warga sangat dekat sehingga membahayakan keselamatan warga.
"Jaraknya, dari rumah ke batu ini kurang lebih 200 meter. Di RT 2 ada sekitar 30 rumah, berarti ada 75 KK (kepala keluarga)," jelasnya.
Dengan kondisi cuaca tak menentu seperti saat ini, lanjut Samsul, membuat warga semakin tak nyenyak tidur. Terlebih ada tiga batu besar di bukit Kopen. "Kalau hujan lebat, banyak warga berdiri didepan rumah dan mengawasi situasi di lereng karena takut terjadi longsor," terang Samsul Hadi.
Sementara itu, Dwi Nur Priyanto petugas lapangan BPBD Kabupaten Jombang menjelaskan jika tim BPBD melakukan evakuasi batu dari tebing bukit Kopen atas permintaan dari pihak Desa. Karena, posisi batu sudah menggantung di tebing bukit Kopen.
"Upaya BPBD membawa alata berat berupa ekskavator untuk melakukan evakuasi dua batu, yang rawan jatuh dari tebing yang berpotensi longsor dan menimpa rumah warga," katanya.
Dijelaskan Dwi, untuk mengevakuasi batu tersebut tim BPBD dibantu dengan warga dan sejumlah relawan selama dua hari. "Kita upayakan terevakuasi. Kita lakukan penarikan secara manual bersam warga dan relawan dengan dibantu ekskavator," pungkas Dwi Nur Priyanto.(jang)