Musibah ambruknya atap bangunan Sekolah kembali terjadi. Kali ini menimpa Sekolah Dasar (SD) Negri Jombok 1, di Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, pada Sabtu (19/6/2021) sore.
Ambruknya atap, disebabkan guyuran hujan ditambah kondisi atap serta kuda-kuda yang sudah lapuk dan berusia tua. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, karena saat peristiwa berlangsung tidak ada aktivitas apa pun.
Tenaga Administrasi Tata Usaha (TU) SDN Jombok 1, Hadi Setyo Wibawanto mengatakan, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 15.05 WIB setelah hujan lebat melanda di daerahnya. Saat kejadian, Hadi juga sedang berada di sekolahan.
"Itu sebenarnya tidak ada angin, cuma memang karena kondisi kayunya sudah lapuk akhirnya ya ambruk juga," kata Hadi saat ditemui di lokasi kejadian, Minggu siang, (20/6/2021).
Lebih lanjut Hadi menjelaskan, atap sekolah yang ambruk adalah di ruang siswa kelas II yang lokasinya berada di tengah-tengah antara ruang kelas VI dan kas IV. Bangunan sekolah itu, awalnya terdiri dari tiga ruang yang dipergunakan untuk kelas VI, kelas II dan kelas IV. Kondisi bangunan sudah tidak layak pakai.
"Ini sudah kami ajukan proposal ke dinas pendidikan, dan yang direalisasi pada posisi kelas IV Desember 2020 lalu," terang Hadi.
Sedangkan dua ruang kelas II dan kelas VI, sudah disurvei untuk diperbaiki dengan menggunakan anggaran DAK (dana alokasi khusus) yang proposalnya sudah dilayangkan ke pusat.
"Memang kondisi atapnya juga sudah lapuk berat, akhirnya ambruk karena tidak kuat menahan beban," imbuhnya.
Informasi yang didapat, ruang kelas yang ambruk merupakan bangunan dari anggaran DAK tahun 2006 silam. Hadi menyebut, kondisi kerusakan terlihat sejak 2 tahun terakhir dan pihak sekolah sudah tiga kali mengajukan proposal ke dinas pendidikan.
Sebelum ada COVID-19, proses pembelajaran sekolah dilaksanakan di ruang kelas I dan II secara bergilir. Dan setelah wabah virus corona melanda, pembelajaran dilakukan daring sehingga kondisi ruangan kosong tidak digunakan.
"Kerusakan ini sudah dua tahun, namun dalam satu tahun ini, ruang kelas sudah kami kosongkan, dan tidak digunakan untuk proses belajar mengajar," ujarnya.
Hadi memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sebab, tidak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah. Selain itu juga tidak ada anak-anak yang bermain di lingkungan sekolah.
"Ketika atap ambruk tidak ada siswa. Kebetulan jam 3 sore itu saya masih di sekolah dan tidak ada sama sekali siswa atau pun anak bermain di lingkungan sekolah sini. Kebetulan sedang kosong," pungkas Hadi Setya Wibawanto.
Hadi pun menambahkan, dirinya berharap dinas terkait untuk segera memperbaikinya, termasuk dua ruang kelas lainnya yang kondisinya juga memprihatinkan. Selain itu, dikhawatirkan akan ambruk seperti bangunan ini. (Jang)