Tenaga medis Kota Mojokerto menggunakan pita hitam di lengan kanan mereka sebagai bentuk solidaritas dan stigma negatif masyarakat tentang jenazah yang meninggal karena Virus corona.
Menurut ketua DPC Patelki Kota Mojokerto Erri Muda Robuta, S.ST, SH, mengatakan, sesuai surat edaran yang di terbitkan DPW PATELKI JATIM kemarin hari Jumat (10/4). Yang isinya mengintruksikan kepada seluruh Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) di Jawa Timur intuk memasang pita hitam.
"Hari ini semua ATLM Kota Mojokerto pita hitam di lengan kanan mereka, tidak hanya ATLM tapi semua tenaga medis baik di pelayanan dan perawat atau dokter juga memakai, sebagai bentuk solidaritas dan kesetiakawanan sesama tenaga kesehatan," ugkapnya.
Berhenti berstigma negatif, lanjut Erri, bantu kami melawan virus COVID-9 ini dengan tetap menjaga kebersihan tangan, pakai masker saat berkomunikasi, jaga jarak dan stay of home, bila memang tidak sangat mendesak harus keluar rumah. Ini wabah bisa kita musnahkan bila kita semua bersatu melawannya.
Hal senanda juga di ucapkan, Budi Santoso ATLM RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. "Ini bentuk penghormatan dan duka cita yang mendalam dari kami seluruh perawat kepada sepuluh perawat dan tenaga medis lainnya yang telah gugur dalam menjalankan tugas merawat pasien dengan COVID-19," ujarnya. Senin (13/4).
Dengan gerakan ini kami ingin masyarakat tahu dan peduli kepada kami, perawat, dokter, dan petugas kesehatan lainnya, bahwa perjuangan kami untuk melawan wabah COVID-19 ini sangat berat, sampai dengan nyawa taruhannya.
Nampak juga ATLM RS Sakinah, RS Gatoel, serta Pegawai Pelayanan di Puskesmas Mentikan Kota Mojokerto juga memakai pita hitam di lengan sebagai bentuk solidaritas tenaga kesehatan.(rey/lintasmojo)