Sebanyak 86 Agen Bencana dari kabupaten Kota se Jawa Timur ikuti rapat koordinasi penanganan bencana di Hotel Utami jalan Raya Bandara Juanda Sidoarjo, Kamis (14/11). Para peserta juga merupakan anggota BPBD yang ada di wilayah Jawa Timur. Rapat Koordinasi Penanganan Bencana dibuka langsung oleh Kalaksa BPBD Provinsi Jawa Timur, Suban Wahyudiono.
Dan ini 10 poin dari rapat koordinasi Agen Bencana
1. Agen Bencana dibentuk dengan tujuan menutup gap informasi yang selama ini terjadi. Keterlambatan informasi di daerah diakibatkan tidak adanya Pusdalops atau Personil yang kurang.
2. Pusdalops PB berpedoman pada Perka 15 Tahun 2012, dan sifatnya wajib menjadi SPM dari Kab./Kota dan Provinsi.
3. Di BNPB, telah terjadi perubahan SOTK sehingga Pusdalops saat ini menjadi eselon II.
4. Untuk menyikapi permasalahan kecepatan data, maka dengan adanya Agen Bencana bukan berarti menggantikan Pusdalops, namun fungsinya adalah membantu, mendampingi dan menjembatani alur komunikasi dan informasi dari Kab./Kota ke Provinsi.
5. Penilaian Kinerja dari Agen Bencana tidak diukur dari banyaknya laporan namun dari kecepatan serta kelengkapan informasi yg didapat.
6. Agen Bencana diminta untuk menyesuaikan dengan kondisi Kab./Kota, melaporkan kendala yg dihadapi.
7. Laporan Agen Bencana tidak boleh dibocorkan diluar grup Provinsi, karena bersifat rahasia sampai direlease oleh BPBD / Pusdalops nya.
8. Keberadaan Agen menjadi kepanjangan tangan BPBD Provinsi, dapat mewakili apabila BPBD Provinsi masih dalam tahap persiapan untuk memobilisasi TRC BPBD Provinsi ke lokasi kejadian, membangun jejaring komunikasi di lokasi dan membuat laporan awal kejadian sebagai bahan Bapak Kalaksa Provinsi ke Gubernur Jawa Timur.
9. Sebagai sarana komunikasi akan dibentuk Group WA khusus Agen dengan Pusdalops dan TRC BPBD Jatim.
10. Ke depan Agen Bencana akan dibekali kemampuan Kaji Cepat dan Pertolongan Pertama serta pengembangan keahlian lainnya yg mendukung kinerja.(rey/lintasmojo)
