Jarinya begitu lincah berpindah dari Chord ke chord gitar, petikan suara gitar yang terdengar begitu nyaring dan harmonik mengiringi suaranya dalam bernyanyi. sementara dipundaknya tergantung sebuah alat musik tiup Harmonika. Lagu "Ujung Aspal Pondok Gede" dari Iwan Fals pun dia nyanyikan, tepuk tangan riuh penonton yang menyaksikan sambil sesekali ikut bernyanyi bersama.
Itulah Sutowo (35), sosok musisi jalanan asal Jakarta saat mengisi acara di suatu tempat dalam sebuah video di Youtube.
Pria kelahiran Jakarta 22 Juni 1984 yang selalu memakai topi ini begitu santai dan terlihat ramah pada siapa saja disekitarnya, tak heran jika dia mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya.
Saat ditemui tim lintasmojo di acara Musik Kemerdekaan dan Jagongan Kebangsaan yang digelar di kedai Piltikskopi Jl Raya Meri Kota Mojokerto pada Selasa (3/9) malam, Sutowo bercerita sedikit tentang Perjalanannya jadi musisi jalanan. sejak kecil usia 9 tahun Sutowo sudah senang dengan bermusik terutama bermain gitar, bahkan mengamen jadi kegiatan kesehariannya, "Saya dua puluh tahun mengamen dari satu tempat ke tempat lain, ya,,karena tuntutan ekonomi." kenang bapak satu anak ini.
Yang unik dari Sutowo adalah karakter suaranya saat bernyanyi atau mengamen yang mirip suara penyanyi Iwan Fals, dan memang ditunjang juga dengan kesukaannya pada lagu-lagu dan sosok Iwan Fals. Oleh teman dan orang sekitarnya Sutowo pun mendapat nama julukan baru yaitu "Iwenk Fals". Kepiawaian Iwan Fals bermain alat tiup harmonika selain gitar juga bisa ditirukannya.
Baca Juga: Bangkitkan Rasa Nasionalisme...
Kini Sutowo terlibat aktif dalam komunitas Musisi Jalanan Center (MJC) di Jakarta, dimana Komunitas ini membangun anak-anak jalanan supaya bisa berkarya, mengarahkan mereka dari hal-hal negatif di ajak untuk berkarya ke yang lebih positif, seperti musik ini salah satu contohnya.
Saat rekaman lagu NKRI Harga Mati, Sutowo bercerita di fasilitasi Keluarga Besar Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ), "Lagu ini awalnya pop, cuma kemarin itu unsur etniknya kurang, dalam genre kita ada misi untuk berusaha melestarikan alat musik tradisional agar lebih membumi, jadi akhirnya aransemen musiknya pun berubah, ada unsur angklung, gendang rampak, gamelan. Alhamdulillah sudah bisa dinikmati di youtube lagu ini, dan semoga bisa diterima oleh masyarakat." ujarnya.
Sutowo juga menceritakan tentang ide menciptakan lagu NKRI Harga Mati ini pada tahun 2013 lalu.
"Yang melatarbelakangi terciptanya lagu ini adalah krisis nasionalisme dari generasi millenial dan sekelompok golongan yang ingin merubah dasar negara kita yaitu ideologi Pancasila." Pungkasnya.
Kini selain aktif mengurusi musik karena memang sudah mendarah daging, Sutowo alias Iwenk Fals ini juga menggeluti bisnis spare part mobil bekas. Semoga Sukses Bang "Iwenk Fals" dengan karya-karyanya dan bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas.(lintasmojo)
Berikut ini video klip dari lagu NKRI Harga Mati yang diambil
dari Chanel Institut Musik Jalanan
Iwenk Fals (kanan) bersama Gusdurian Imam Al Maliki |